Marhusor do anggo ngolu na satokkin on


RSS

TERANG DUNIA

Pengantar:

Reff:
Maka tatkala saya membaca perkataan hari Natal, saya ingat kepada kalimat Pembukaan di dalam Kitab Injil yang berbunyi: "Pada Mulanya adalah Kata". In den beginne was het Woord. Kata itu menjadi satu kepercayaan daripada rakyat seluruhnya. In den beginne was het Woord, en het was bij God, en het woord was God. En het woord was het leven der mensen. En het leven was het licht dewr mensen en het licht niet begreoun. Pada Mulannya adalah Kata. Dan, Kata itu adalah Tuhan. Kata itu adalah hidup manusia dan hidup adalah cahaya cemerlang bagi manusia, dan cahaya cemerlang itu telah bersinar di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tak mengerti akan cahaya terang itu.

Pidato Bung Karno, New Emerging Forces Ciri Abad Kedua Puluh, di Jakarta, 18 Desember 1961.





Yesaya 41:10.13 ayat 10

janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang,

sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa KEMENANGAN.


Yesus Juru Selamat Dunia, telah bersabda :

"Akulah Terang Dunia, Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan tetapi memperoleh Terang Hidup"

Yohanes 8:12.

Sabda Al-Masih Isa di atas diucapkan dalam konteks hari lebaran dan perayaan Yahudi yang disebut Perayaan Pondok Daun (Ibrani : hag hassukot) Istilah hag dalam bahasa Ibrani parallel dengan hajj dalam bahasa Arab [2].

Disebut Pondok Daun kerana orang-orang Yahudi pada zaman itu mendirikan kemah-kemah dari daun-daun di pelataran Baitul Maqdis (Bait Suci) di Yerusalem, untuk memperingati pengembaraan mereka dari tanah Mesir (arets Mitsrayim) ke tanah Perjanjian di bawah pimpinan Nabi Musa dan Nabi Harun.

Mengapa hazrat Isa al-Masih tiba-tiba berkata mengenai Terang (Ibrani 'Or, Arab Nur) ? Bagaimana konteksnya ? Sabda Sayidina al-Masih Isa diucapkan masih dalam rangkaian perayaan/ritus Hosanah Rabbah - Hosana Agung yang disebut juga "puncak perayaan", yaitu pada hari yang kelapan (shemini atseret).

Untuk membayangkan latarbelakang ucapan Yesus, marilah kita ikuti literatur (sastera) Yahudi yang disebut Mishnah di Baitul Maqdis -Ibrani : Beit Hammiqdash Yerusalem, pada kemuncak perayaan tersebut :

"…terdapat empat menorah (kaki dian) emas dengan masing-masing empat tempat minyak semacam mangkok di atasnya dan empat tangga naik. Empat Imam (kohanim) yang paling muda naik menuju menorah masing-masing dengan membawa kendi yang berisi 9 liter minyak zaitun yang mereka tuangkan ke dalam tempat penyimpanan minyak tersebut.
Dari sebuah korset itu, para imam membuat sumbu dan menyalakan menorah, sehingga tidak ada tempat di halaman Bait Allah yang dikelilingi tembok-tembok itu tidak diterangi oleh cahaya Beit ha Sho'evah (rumah perayaan). Orang-orang saleh dan orang-orang yang berkehendak baik menari-nari mengelilingi menorah dengan membawa obor di tangan mereka, sambil memainkan harpa, cymbal, terompat dan alat-alat musik lainnya yang tidak terhingga banyaknya...

Sukkah 5 : 2-4 [3]

Selanjutnya, Gemarah menjelaskan di bahagian ini, bahawa tinggi menorah atau kaki dian tersebut adalah 75 kaki (Sukkah 52b). Termasuk dalam rangkaian upacara ini adalah upacara nisuh hamayim (pencurahan air) yang melatarbelakangi sabda hazrat Isa al-Masih dalam Yohanes 7:37.

Jadi, ritual pencurahan air yang diambil dari kolam Siloam ini digabungkan dengan cahaya terang benderang dan tari-tarian, karena perayaan Sukkot (Pondok Daun) secara khusus adalah perayaan kegembiraan [4]. Dalam konteks upacara tersebutlah, sabda Isa al-Masih bahawa Dia adalah Terang Dunia telah diucapkan (Yohanes 8:12).




ISA AL-MASIH (SANG MESIAS) -TERANG BAGI SEMUA BANGSA-BANGSA

Dalam terang pengharapan akan kedatangan Al-Masih (menjadi bahasa Yunani/Latin Mesias - Penyelamat), TUHAN akan mengutus Messiah-Nya sebagai "terang bangsa-bangsa". Istilah "bangsa-bangsa" dalam bahasa Ibrani menunjuk kepada bangsa-bangsa SELAIN ISRAEL.

Oleh karena itu sabda "Isa al-Masih bahwa barangsiapa yang mengikut Dia "tidak berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memperoleh Terang Hidup", secara cermat menggenapi nubuat Nabi Yesaya 8:23 - 9:1 yang dalam bahasa aslinya berbunyi :

"… derek hayyam, 'aver hayyarden gelil haggoyim. Ha 'am haholekim behosyek ra'u 'or gadol, yosyevi be arets tsalmawet 'or negah aleikhem"

" … jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar, mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar".

Jadi, Isa al-Masih adalah Terang Dunia, yang menerangi setiap orang yang berjalan dalam kegelapan agar mereka memperoleh Terang Hidup. Dan sejak kedatangan al-Masih, tembok-tembok eksklusivisme Yahudi dihancurkan. Isa tidak hanya diutus bagi Bani Israel, tetapi Baginda adalah Penyelamat Dunia. Laksana Terang yang tidak pernah membatasi cahaya-Nya, bersinar di halaman istana raja-raja ataupun di comberan tempat sampah.

Bangsa-bangsa yang dulu dianggap rendah, kaum yang dianggap "abangan" secara keagamaan, semua dilawat oleh cahaya-Nya yang terang benderang. Tidak mengenal perbedaan, tidak ada diskriminasi.

Dalam terminilogi Yahudi, istilah "ha 'am haholekim behesyek" (bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan) dan "arets tsalmawet" (negeri kekelaman atau harfiah: "negeri yang dibayangi oleh maut"), kira-kira maknanya dekat dengan sebutan bahasa Arab "Jahiliah" (kebodohan). Sedangkan istilah goyim (Gentiles, "non-Yahudi") juga mengandung makna "bangsa-bangsa Kafir" yang tidak mengenal Allah yang disembah Israel. Jadi, konotasinya sangat merendahkan. Tidak hanya agama-agama non-Yahudi, tetapi juga bangsa-bangsa lain.

Pengharapan Yahudi sendiri juga menyebut Messiah yang akan datang sebagai "Terang bagi bangsa-bangsa lain" ( 'or haggoyim). Ungkapan Yesus lebih tegas lagi: Ani 'or ha 'olam (Akulah Terang Dunia). Dalam tafsir para rabbi Yahudi, 'or (Terang) selalu dikaitkan dengan perbincangan tentang Messiah yang akan datang. Misalnya, dalam Yesaya 49:6 Allah berfirman kepada Messiah yang disebut Hamba TUHAN ('ebed Yahweh): "Aku akan membuat Engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa ('or goyyim), supaya keselamatan yang daripadaKu sampai ke ujung bumi" (Bandingkan juga: Yes. 60:1 dan Dan. 2:22).

Patut dicatat pula, pernyataan diri Yesus sebagai Terang Dunia tersebut juga menggenapi nubuat Nabi Zakaria (Za.14:16-20) bahawa kemuliaan-Nya akan dinyatakan di Yerusalem pada Hari Raya Pondok Daun. Taksiran-tafsiran Yahudi pra-Kristen, khususnya yang tertulis dalam targum-targum, juga menghubungkan ayat ini dengan kemuliaan dari Messiah yang akan datang.

MAKNA 'OR (TERANG) DALAM MISTIK YAHUDI

Menariknya lagi, dalam tradisi mistik Yahudi selain menghubungkan 'or (terang) dengan Messiah yang akan datang, ungkapan ini juga menunjuk pada kepra-Ada-an (praeksistensi) Penyelamat itu sendiri. Dalam Gematria diungkapkan "rahsia bilangan" beberapa ungkapan mistis Yahudi. Misalnya, 3 aksara yang membentuk kata Ibrani 'or, "terang" ('ayin, waw dan resh) adalah 1 + 6 + 200 = 207. Jumlah ini sama dengan kata raz, "misteri" (200 + 7 =207) dan zer, "mahkota" (7 + 200).

Selanjutnya, kata Ibrani 'ein soph, "yang tidak berkesudahan" ('ein, 1 = 10 = 50 dan sop, 60 + 6 + 80 = 207) dan frasa Adon ha 'Olam, "Tuhan semesta alam" (Adon, 1 + 4 + 6 + 50 dan ha 'olam, 70 + 6 + 30 + 40 = 207). 5)

Tiga kata dan 2 frasa di atas selalu diulang dalam Sidur atau doa-doa harian Yahudi. Apakah makna angka keramat dalam tradisi mistik Yahudi? Ternyata angka-angka itu dapat ditafsirkan bahwa Messiah yang akan datang adalah "Misteri Keilahian ( Mystery of the Godhead), Mahkota segala ciptaan (Crown of the creation), Tuhan semesta alam (Lord of the universe), Yang Tak Berkesudahan (without end) dan Terang yang Benar (the True of Light). (6)

Kecuali orang yang berlatar belakang kebudayaan Jawa, pola pikir mistis semacam ini tidak lazim di lingkungan Kristen. Namun, kebudayaan Yahudi kita tampilkan apa adanya, dan itu pula salah satu sisi dari latar belakang pemahaman mengenai Messiah dan makna kedatangan-Nya ke dunia bagi seorang Yahudi.



Memra (Firman/Sabda Allah) Adalah Terang bagi Manusia

Pada Mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama dengan Allah. Segala sesuatu diciptakan melalui Dia, dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Putra Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran

(Yohanes 1:1-4, 14).

Pembukaan Injil Yohanes yang dikutip Bung Karno di awal tulisan ini sangat penting. Dalam bahasa aslinya (Yunani), kata yang diterjemahkan Firman adalah Logos. Istilah Yunani Logos dalam Septuaginta (Alkitab perjanjian Lama terjemahan Yunani yang dibuat di Iskandariyah dari zaman sebelum Kristen) adalah terjemahan dari bahasa Ibrani Dabar. Isitlah ini juga paralel dengan istilah bahasa Aram dari Targum (7) Memra yang juga berarti Sabda, Firman. Ide abahawa Allah menciptakan alam semesta melalui Firman-Nya (Dabar, Memre atau Logos) adalah jelas dari teologi Yahudi sendiri. Contohnya, sebuah doa sehari-hari umat Yahudi:


Barukh Atta Adonai Elohenu Melek ha 'Olam,

Hakkal nihyah bi-Dabro


Terpujilah Engkau, Ya TUHAN Allah yang kami

sembah, Raja semesta alam, yang menciptakan

segala sesuatu melalui Firman-Nya.


Begitu pula, dalam Targum Onqelos menafsirkan Ulangan/Debarim 33:27, be-Mimreh mit'aved alama (Memra, yang dengan-Nya alam diciptakan). Nah, dalam sastera dan literatur rabbi-rabbi Yahudi, Messiah yang akan datang tersebut diidentifikasikan dengan Memra atau Sabda Tuhan sendiri.

Alam pikiran Yahudi inilah yang melatarbelakangi penulisan Injil Yohanes, yang serempak pula menyakini bahwa Yesus/Isa sendirilah Memra, Dabar atau Logos Allah yang telah menjadi Manusia (Yoh. 1:14). Sebelumnya, Yohanes juga menekankan bahwa dalam Sabda itu ada Hidup dan Hidup iut adalah Terang bagi manusia (Yoh. 1:4). Ungkapan ini mengingatkan kita pada ungkapan mazmur: "Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam Terang-Mu kami melihat terang" (Mzm. 36:10). Juga, nabi Yesaya yang menghubungkannya dengan Messiah yang akan datang.

"Qumi, Ori, ki ba orika", demikianlah bunyi teks aslinya dalam bahasa Ibrani.

"Qumi, Astaniri, faa nuruki ja'a" dalam terjemahan Arab.

Artnya: "bangkitlah, menjadi teranglah, sebab Terangmu datang" (Yes. 60:1)



Tema Sabda dan Terang dalam Naskah-naskah dari Laut Mati

Tema mengenai pra-eksistensi Messiah dijumpai hampir merata dalam tradisi Yahudi. Dalam literatur Yahudi abad pertama sebelum Masehi yang berjudul The Book of Enoch, yang juga ditemukan pada tahun 1947 di antara naskah-naskah Qumran di Laut Mati, antara lain disebutkan:

"Messiah, Putra Allah, telah dipilih dan bersama-sama dengan Allah sebelum dunia diciptakan" (48:6).

Pra-eksistensi Messiah dikenal bukan dalam sosok fisik(shape/frame/figure) seorang manusia, melainkan sebagai Memra yang dalam bahasa Ibrani selain dikenal sebagai Davar (Sabda), disebut juga sebagai hokmah (Hikmat) atau da'at Elohim (Ilmu Allah).

Engkau telah menciptakan semua ini, dan dengan Hikmat rencana-Mu Engkau telah mempersiapkan hukum-hukum sebelum alam semesta ada. Oleh Sabda-Mu semuanya telah ada, dan tanpa Engkau tidak ada sesuatu yang ada dari segala yang telah dijadikan

(Hodayot/1QH 1,19) 8)

Segala yang ada dan akan datang berasal dari Ilmu Allah. Sebelum semua itu ada Ia telah menentukan dengan rencana-Nya

(1 QS 111:15-16) 9)

Semua orang yang melakukan kebenaran mereka dipimpin oleh Pangeran Terang dan mereka berjalan di dalam terang

(1 QS 111:20). 10)

Di sini Al-Masih/Messiah sebagai Sabda dan 'Ilmu Allah diidentitikan (dipersamakan) dengan Pangeran Terang dan orang-orang yang mengikut Dia disebutkan "berjalan dalam terang". Secara khusus naskah-naskah Qumran juga mengenal sebutan "anak-anak terang" (bene 'or) dan (sebaliknya) "anak-anak kegelapan" (bene hosyek).

Sebuah naskah Qumran yang ditemukan di gua pertama berjudul "Milhamah" (Perang). Perjanjian Baru juga mengenal sebutan "anak-anak Terang" (Yunani: houi photos, Yoh. 12:36; 1 Tes. 5:5; atau tekna photos, Ef. 5:8). Tetapi antara pemikiran Kristen dengan komunitas Qumran tetap sangat berbeda. Dalam naskah Qumran "Terang" belum mengalahkan kegelapan, dan peperangan antara gelap dan terang akan terus berlangsung sampai kedatangan Messiah pada akherit hayyamim (zaman akhir). Tetapi, dalam Injil Terang sudah fatang dan memproklamasikan kemenangan-Nya atas kegelapan: "Terang itu telah bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak mengusainya" (Yoh. 1:5).

Perbedaan lainnya, dalam Injil ditegaskan bahwa Messiah justru menjadi "Terang bagi bangsa-bangsa (asing) (yakni goyim)". Tetapi dalam naskah Qumran, mereka diajarkan berdoa untuk memisahkan diri dari bangsa-bangsa:

"Avi we'lohai, 'al ta'azbeni beyad haggoyim".


Artinya: "Bapaku dan Tuhanku, bebaskanlah aku dari tangan bangsa-bangsa lain / goyim" (4 Q 372). (11)



Tetapi perbedaan ini dapat dijelaskan oleh karena dalam pengharapan Yahudi pada umumnya, kuasa atas kaum goyim (bangsa-bangsa asing) memang baru dinyatakan pada zaman Messiah.

Sementara itu, pemimpin sekte Eseni di Qumran yang bergelar "Guru Kebenaran" (moreh hassedeq) atau "guru persekutuan" (moreh hayyahad) memang tidak pernah menyatakan diri sebagai Messiah. Kedatangannya hanya untuk mempersiapkan kedatangan Messiah, seperti guru-guru Yahudi pada umumnya.
Sumber:
http://www.answering-islam.org



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Cerita Buram Dari Sebuah......

Tukeran Link(Copy Paste Kode ku ini)

Photobucket